JAKARTA | Lintas-Pulau.com : Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Wali Kota Tual, H. Akhmad Yani Renuat, S.Sos., M.Si., M.H., turut hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).
Acara ini berlangsung di Ruang Cendrawasih, Jakarta International Convention Center (JICC), pada Minggu, (22/6/2025) dengan tema global “Ending Plastic Pollution” dan subtema operasional “Menuju Kelola Sampah 100%”.
Adapun Rakornas tahun ini menjadi panggung strategis untuk mengevaluasi dan mempercepat langkah-langkah konkret dalam menangani permasalahan sampah nasional, khususnya sampah plastik yang terus mengancam ekosistem dan kesehatan masyarakat. Salah satu fokus utama adalah penghentian praktik TPA open dumping yang masih marak terjadi di berbagai daerah.
Dalam pidato pembukaannya, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisal Nurofiq, menegaskan bahwa krisis plastik adalah bencana yang harus dihadapi secara kolektif:
“Polusi plastik bukan sekadar isu lingkungan ini adalah krisis yang mengancam ekosistem, kesehatan, dan masa depan kita. Kita harus bergerak bersama dengan aksi nyata yang kolektif dan kolaboratif.” ujar Hanif.
Menteri Hanif juga mengungkap data mencengangkan: Indonesia menghasilkan 10,8 juta ton sampah plastik pada tahun 2023, dan lebih dari 6 juta ton tidak dikelola dengan baik. Jika tidak ada intervensi serius, diperkirakan pada tahun 2050 separuh dari sampah Indonesia akan berupa plastik.
- Sebagai bentuk komitmen, KLH/BPLH menggulirkan kebijakan besar seperti:
- Pelarangan plastik sekali pakai secara bertahap hingga 2029;
- Penghentian impor sampah plastik;
- Penerapan kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR);
- Pengembangan fasilitas waste-to-energy di 33 kota besar;
- Sanksi tegas bagi pemerintah daerah yang masih melakukan open dumping, efektif sejak Maret 2025.
Rakornas ini juga menyoroti transformasi kelembagaan, inovasi teknologi, hingga skema pendanaan yang diperlukan untuk membangun ekonomi sirkular yang kuat di Indonesia. Sesi diskusi tematik menghadirkan para pakar dan praktisi untuk membedah peluang dan tantangan pengelolaan sampah yang terintegrasi dan inklusif.
Untuk dapat diketahui sebagai bagian dari upaya edukasi dan kampanye publik, rangkaian kegiatan kreatif turut digelar antara lain, jalan sehat ramah lingkungan, fashion show daur ulang, pertunjukan seni, hingga pameran UMKM berbasis upcycle dan reuse, yang menunjukkan bahwa solusi lingkungan dapat dimulai dari akar rumput.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Hari Lingkungan Hidup ini sebagai titik balik ubah gaya hidup, kurangi ketergantungan pada plastik, dan bangun kesadaran bersama demi Indonesia Bebas Sampah Plastik 2029,” pungkas Menteri Hanif.
Kehadiran Wali Kota Tual dalam forum nasional ini menjadi sinyal kuat bahwa komitmen terhadap lingkungan hidup bukan sekadar wacana, tapi arah kebijakan nyata yang harus ditindaklanjuti hingga tingkat daerah.