Daftar di PDI P Sebagai Balon Walikota, BF Siap Menata Kemaritiman Bangun Kota Tual


Pewarta : TOKA, FOUW.

TUAL | Lintas-Pulau.com : Dr. Baharudin Farawoman (BF), S.H., M.H., CMLC., secara resmi mendatangi Sekretariat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI P ) Kota Tual pada Selasa, 7 Mey 2024. 

Terpantau, kehadiran Baharudin yang diketahui juga sebagai salah satu Staf Ahli DPR RI ke Sekretariat PDI P Kota Tual di Jln. RA Kartini Kecamatan Dullah Selatan itu, untuk mendaftar sebagai Bakal Calon (Balon) Wali Kota Tual pada Pilkada 2024 mendatang. 

Disampaikan Baharudin saat mendaftar,  apabila Ia memperoleh Rekomendasi dari PDI P dan mendapat kepercayaan oleh Rakyat sebagai Wali Kota Tual Periode 2024-2029 nanti, Dia mengaku siap Menata Kemaritiman Untuk Bangun Kota Tual. 

“Dalam menghadapi tantangan pembangunan Kota Tual ke depan,  dibutuhkan Transformasi Kultural dan Struktural yang berbasis Kelautan, Perikanan, dan Kepulauan,” ujarnya. 

Pengacara dari Jakarta itu katakan, jauh sebelum Kota Tual lahir menurutnya, laut telah menjadi ruang hidup bahkan ruang juang untuk mempertahankan kedaulatannya. 

“Bagi Orang Kei Laut adalah pemersatu Suku, Ras, Warna Kulit, dan Kebudayaan yang datangnya dari luar kemudian bersatu padu menjadi AIN NI AIN,” lanjutnya. 

“Hal itu sebagaimana dalam Hukum Adat Larvul Ngabal yakni Falsafah Hidup Orang Basudara di Kepulauan Kei,” sambungnya. 

Lebih lanjut Baharudin katakan, Tual Kepulauan (City of Small Islands) merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang terdiri dari 66 pulau dimana tercatat  13 pulau berpenghuni.

Pulau tersebut memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang berlimpah, serta kondisi pada pulau-pulau kecil  pesisir dimana dikelilingi pasir putih terlihat indah permai. 

Melihat luas Kota Tual yang 98% adalah laut Baharudin mengutip Pidato Bung Karno saat membuka Institut Angkatan Laut  di Surabaya pada tahun 1953. 

“Usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya Bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos di kapal. Bukan! Tetapi Bangsa pelaut dalam arti Cakrawati Samudra, Bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, armada niaga Bangsa pelaut yang kesibukannya dilaut menandingi irama gelombang laut itu sendiri,” katanya mengutip Sang Proklamator. 

Baharudin jelaskan ada tiga hal pokok  penting dalam menghadapi tantangan pembangunan Kota Tual yang berbasis Kelautan, perikan, dan Kepulauan yakni, pertama, transformasi paradigma  dan komitmen, kedua transformasi kelembagaan dan tata kelola, ketiga transformasi ekonomi. 

Lebih jauh Baharudin katakan, warisan budaya kemaritiman dari Tuhan dan leluhur (Duad Nit), yang tercermin dalam kearifan lokal masyarakat Kota Tual, adalah bentuk inisiasi memandang laut sebagai ruang hidup serta harus dijaga kelestariannya. 

“Kini sudah saatnya Kota Tual menjadikan Laut sebagai sumber kejayaan. Dengan semangat Maren dan Marhen Mari katong panggayong sama-sama baku kele toma maju,” ajak Baharudin. 

“Kita harus bekerja sekeras-kerasnya menjadikan Kota Tual sebagai KOTA MARITIM yang handal di provinsi Maluku, di Indonesia, bahkan di Dunia Internasional. Warisi Lautnya Bukan Gelombangnya,” tutup Baharudin sekali lagi dengan mengutip kata Sang Proklamator.